Kabar Emas
16 Sep 2024

Mari Mengenal Perbedaan Dinar dan Dirham

Bagikan
article-cover-images/73a380152e87a5c6901643a6b0a8696a

Daftar Isi  :  

1. Apa Itu Dinar ?  

2. Sejarah Dinar   

3. Apa Itu Dirham?  

4. Sejarah Dirham   

5. Peran Dinar dan Dirham dalam Perdagangan dan Ekonomi  

6. Penggunaan Modern Dinar dan Dirham  

7.  Dinar dan Dirham dalam Investasi   

8. Kesimpulan  

Dalam sejarah peradaban manusia, uang merupakan salah satu elemen penting dalam perkembangan ekonomi dan perdagangan. Di antara berbagai mata uang yang pernah digunakan, Dinar dan Dirham menonjol sebagai dua jenis uang logam yang memiliki nilai sejarah yang panjang dan berkaitan erat dengan peradaban Islam. Artikel ini akan menjelaskan apa itu Dinar dan Dirham, serta bagaimana keduanya memegang peranan penting dalam sejarah ekonomi dan perdagangan dunia.   

Apa Itu Dinar? 

Dinar adalah koin emas yang telah digunakan sebagai mata uang selama berabad-abad, terutama di wilayah-wilayah yang dipengaruhi oleh peradaban Islam. Nama "Dinar" sendiri berasal dari kata Latin "denarius," yang merupakan koin Romawi yang digunakan pada zaman dahulu. Seiring perkembangan agama Islam, koin Dinar diadopsi sebagai alat pembayaran resmi di berbagai wilayah kekhalifahan.    

 Secara umum, Dinar terbuat dari emas murni dengan berat standar 4,25 gram dan kadar kemurnian 22 karat. Standar ini telah dijaga selama berabad-abad untuk memastikan stabilitas nilai mata uang tersebut. Emas telah lama dihargai karena kelangkaannya, daya tahannya, dan kesulitannya untuk dipalsukan, menjadikan Dinar sebagai simbol kekayaan dan stabilitas ekonomi.   

Sejarah Dinar   

Sejarah Dinar dimulai pada masa kekhalifahan Umayyah, di bawah pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada abad ke-7 Masehi. Sebelum itu, wilayah Arab menggunakan koin-koin dari Romawi dan Persia, tetapi pada tahun 696 Masehi, Khalifah Abdul Malik mengeluarkan koin Dinar sebagai mata uang resmi yang mencerminkan identitas Islam.    

Dinar menjadi koin yang digunakan secara luas di dunia Islam, termasuk di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian Eropa Selatan. Meskipun kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah telah lama runtuh, pengaruh Dinar tetap kuat di berbagai budaya dan tradisi Islam, bahkan hingga saat ini. Banyak negara di Timur Tengah yang menggunakan istilah "Dinar" sebagai nama mata uang resmi mereka, meskipun dalam bentuk kertas.   

Apa Itu Dirham? 

Dirham, di sisi lain, adalah koin perak yang juga memiliki peran penting dalam sejarah perdagangan dan ekonomi Islam. Kata "Dirham" berakar dari istilah Yunani "drachma," mata uang kuno yang digunakan oleh peradaban Yunani dan Romawi. Seiring dengan berkembangnya Islam dan perdagangan di dunia Islam, koin Dirham mulai digunakan secara luas sebagai mata uang.    

Dirham berbahan perak dengan memiliki berat standar sekitar 2,975 gram. Seperti Dinar, Dirham juga telah digunakan selama berabad-abad, terutama di dunia Islam. Dirham dianggap sebagai mata uang yang lebih terjangkau dibandingkan Dinar, karena perak lebih melimpah daripada emas, dan oleh karena itu lebih banyak digunakan dalam transaksi sehari-hari.   

Sejarah Dirham   

Penggunaan Dirham sebagai mata uang dapat ditelusuri kembali ke masa sebelum Islam. Pada zaman kekaisaran Persia Sassanid, koin perak yang dikenal sebagai "drahm" digunakan secara luas dalam perdagangan. Setelah penaklukan Muslim atas Persia, penggunaan koin perak ini berlanjut dan diadaptasi dalam bentuk Dirham.    

Dirham kemudian diadopsi oleh berbagai kekhalifahan Islam dan menjadi alat pembayaran yang umum di seluruh dunia Islam, dari Spanyol hingga India. Seperti halnya Dinar, Dirham juga mencerminkan kekuatan ekonomi dunia Islam pada masa itu. Dirham sering digunakan dalam transaksi kecil hingga menengah, sementara Dinar digunakan untuk transaksi besar atau untuk menyimpan kekayaan.   

Peran Dinar dan Dirham dalam Perdagangan dan Ekonomi 

Dalam sistem ekonomi Islam tradisional, Dinar dan Dirham memiliki peranan penting sebagai alat tukar dan standar nilai. Keduanya dikategorikan sebagai mata uang bernilai, karena berasal dari logam mulia seperti emas dan perak. Hal ini berbeda dengan mata uang kertas modern yang umumnya tidak memiliki nilai intrinsik, melainkan hanya didasarkan pada kepercayaan publik dan kebijakan pemerintah.    

Salah satu keunggulan utama Dinar dan Dirham adalah stabilitas nilai mereka. Emas dan perak cenderung mempertahankan nilai mereka dari waktu ke waktu, bahkan selama inflasi atau ketidakstabilan ekonomi. Oleh karena itu, Dinar dan Dirham sering dianggap sebagai investasi yang aman, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak stabil.   

Penggunaan Modern Dinar dan Dirham   

Meskipun Dinar dan Dirham tidak lagi digunakan secara luas sebagai alat pembayaran resmi di sebagian besar negara, minat terhadap mata uang ini telah kembali muncul dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa komunitas Muslim dan kelompok ekonomi telah mempromosikan penggunaan Dinar dan Dirham sebagai alternatif terhadap mata uang kertas modern yang mereka anggap rentan terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.    

Dinar emas dan Dirham perak juga semakin populer sebagai bentuk investasi logam mulia di kalangan masyarakat yang mencari cara untuk melindungi kekayaan mereka dari ketidakpastian ekonomi.   

Dinar dan Dirham dalam Investasi 

Selain digunakan sebagai alat tukar, Dinar dan Dirham juga dianggap sebagai instrumen investasi yang menarik. Nilai Dinar yang terbuat dari emas, misalnya, cenderung meningkat seiring dengan kenaikan harga emas di pasar global. Begitu pula dengan Dirham, nilai kandungan peraknya turut dipengaruhi oleh harga perak di pasaran.    

Kedua koin ini sering dijadikan pilihan bagi investor yang ingin menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk logam mulia. Di beberapa negara, Dinar dan Dirham dapat dibeli dari lembaga keuangan atau toko emas, dan sering digunakan sebagai bentuk tabungan jangka panjang atau hadiah berharga.   

Kesimpulan 

Dinar dan Dirham bukan sekadar mata uang kuno; keduanya adalah simbol dari sejarah panjang ekonomi dan perdagangan dunia Islam. Meskipun zaman telah berubah dan mata uang kertas kini lebih dominan, nilai dan stabilitas yang melekat pada Dinar dan Dirham terus dihargai oleh banyak orang, terutama dalam konteks investasi logam mulia.     

Sebagai bagian dari tradisi Islam, Dinar dan Dirham tetap relevan dalam dunia modern, baik sebagai alat tukar yang sah di beberapa komunitas maupun sebagai investasi yang menjanjikan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Bagi mereka yang tertarik untuk memahami lebih dalam tentang sejarah dan pentingnya mata uang ini, Dinar dan Dirham menawarkan wawasan yang mendalam tentang evolusi ekonomi dan keuangan selama berabad-abad.