“Ini emas tua atau emas muda?”
Bukan hal yang jarang kita mendengar pertanyaan seperti ini baik dari mulut penjual maupun pembeli. Bahkan, rekan sendiri pun gemar menanyakan hal yang sama ketika melihat kita punya perhiasan baru. Sebenarnya, apa itu emas muda dan emas tua? Dan apa bedanya?
Usut punya usut, emas muda dan emas tua rupanya hanyalah mengenai penamaan. Dan istilah ini hanya terdengar di Indonesia. Dunia emas luar Indonesia tidak mengenal istilah ini. Emas tua tidak berarti emas yang sudah berusia tua. Alih-alih, ini adalah istilah masyarakat untuk emas yang memiliki kadar emas 70% lebih. Ditengarai, kata “tua” lebih merujuk pada warna emas yang akan semakin kuning dan pekat jika kadar emasnya tinggi.
Seperti yang kita tahu, emas dihitung dengan satuan karat. Bila kita mendapati suatu emas memiliki kadar 24 karat, maka kandungan emasnya benar-benar 99,99% logam emas (Au). Emas 18 karat, kadar yang umum pada banyak perhiasan, berarti mengandung 75% emas murni dan 25% campuran bahan lain untuk mengeraskannya—bisa jadi logam, tembaga, atau bahkan seng. Dengan begitu, yang bisa disebut emas muda adalah emas dengan kadar logam emas murni (Au) di bawah 70% alias 17 karat ke bawah.
Namun, ada pula sedikit perdebatan dalam hal ini. Sebagian orang berpendapat bahwa di atas 48%, suatu perhiasan emas masih pula bisa disebut emas tua karena toh warna emasnya masih mengilat. Dan untuk mengetahui kadar emas dari perhiasan Anda, periksalah bagian dalamnya. Akan ada cetakan angka-angka tertentu, seperti 700 dan 750 (yang berarti perhiasan Anda mengandung emas 70& dan 75%), atau 550 dan 450 (alias 55% dan 45%). Meski begitu, paling amannya Anda bisa melihatnya di sertifikat yang disertakan ketika membeli perhiasan tersebut. Di sana, akan tertera identitas, kadar, bentuk, dan informasi-informasi lain mengenai perhiasan tersebut. Sebuah keuntungan yang bisa Anda dapatkan jika membeli perhiasan di tempat-tempat legal dan terpercaya.
Semakin “tua” atau pekat kadar emas, warna kuningnya akan semakin pekat dan menyilaukan. Sayangnya, kecantikan ini tidak diimbangi dengan tingkat kepadatan. Logam emas (Au) murni cenderung agak lunak, mudah leleh jika terkena panas berlebih dan bengkok karena tekanan. Karena itulah, para pengrajin perhiasan mencampurnya dengan logam lain seperti tembaga atau seng.
Semakin tinggi kadar emas pada suatu perhiasan, semakin cantik warnanya dan semakin mahal harganya. Ini karena emas masih menjadi salah satu ore alias bongkahan logam paling langka di dunia, di atas perak. Kualitas perhiasan paling premium biasanya dibuat dari campuran 75% emas dan 25% perak, menghasilkan perhiasan dengan warna emas super mengilat dan sangat cantik ketika diterpa cahaya.
Meskipun demikian, kaum milenial atau investor perhiasan yang lebih muda biasa tak berkeberatan dengan campuran-campuran yang lebih “murah”. Alasannya, yang seperti itu biasanya menghasilkan perhiasan emas dengan biasa warna tertentu. Sebagai contoh, 75% emas, 20% tembaga, dan 5% seng akan menghasilkan warna pink gold, jenis emas yang sedikit berbias merah jambu meski tidak mengilat.
Nah, sudah paham bedanya emas tua dan emas muda, bukan?
Seperti yang telah kami paparkan, manapun pilihan Anda tidak masalah. Akan tetapi, perhiasan dengan emas tua adalah investasi yang berguna untuk hari tua. Bila Anda membelinya senilai 2 juta rupiah tahun ini, tahun depan harganya bisa saja naik menjadi 2,7 juta. Anda bisa pula mengenakannya kadang kala untuk mempercantik diri, atau untuk menghadiri acara-acara khusus.
Bila berminat, pastikan pula Anda membelinya dari gerai yang legal. Galeri24 sebagai anak langsung dari PT. Pegadaian menghadirkan ragam perhiasan emas yang cantik dan cocok untuk menemani keseharian Anda.
Anda bisa mengaksesnya langsung di galeri24.co.id, atau mengunjungi outletnya yang tersebar di seluruh nusantara. Mari, cerdas memilih emas bersama Galeri24.