Anda pasti tidak asing dengan intan, permata, dan berlian. Namun, tak banyak orang yang tahu, bahwa ternyata tiga istilah yang sekilas sama ini sebenarnya memiliki arti dan tampilan yang jauh berbeda-beda. Lalu, bagaimana cara membedakannya? Intip ulasannya berikut ini.
Mudahnya, intan adalah berlian dalam bentuknya yang paling asli sebelum mengalami proses pengolahan. Di antara semua jajaran permata, intan adalah yang paling keras dan padat. Batuan intan terjadi karena proses kimiawi di perut bumi, kinerja tenaga endogen yang mempengaruhi gumpalan mineral karbon selama ribuan, bahkan mungkin jutaan, tahun. Batuan satu ini sangat spesial karena teksturnya yang unik dan mendispersikan cahaya seperti halnya prisma. Pesonanya banyak digemari, sehingga permintaan pun melonjak. Untuk menjawab kebutuhan itu, manusia mulai membuat “intan buatan,” yakni mineral karbon yang dipanaskan secara paksa dalam laboratorium-laboratorium makmal (pemanas buatan) untuk mempercepat proses.
Sementara itu, bagaimana proses penambangan intan alami? Cukup rumit. Mula-mula, bebatuan intan harus ditambang dari deposit primer. Pipa-pipa vulkanis pun dinyalakan bersama deposit sekunder—alluvial, onshore maupun offshore—dan bebatuan berharga di perut bumi itu pun mulai ditambang secara mekanis. Selanjutnya, dilakukan proses penyortiran untuk memisahkan intan dengan pasir, batu, dan elemen-elemen lain. Selain langka, proses yang berliku ini jugalah yang membuat intan punya harga spektakuler.
Meski orang sering salah-kaprah, sebenarnya tidak semua ragam permata bisa disebut batu mulia. Dengan teknologi pengukuran terkini, diketahui bahwa hanya ragam permata yang memenuhi skala tertentu yang bisa disebut batu mulia. Opal, amethyst, aquamarine, dan amber, misalnya, hanya menempati posisi nama batu semi mulia. Tekstur dan kepadatan bebatuan ini lunak, dan bisa pecah. Tapi, meski tak sama kemilau, toh bebatuan ini tetap popular sebagai hiasan maupun beragam perangkat penyembuhan alternatif.
Nah, permata yang memiliki nilai tinggi pada skala Mohs barulah bisa disebut batu mulia. Bebatuan ini biasanya keras, berkilauan, dan sangat mahal, dengan berlian menduduki posisi pertama dengan nilai 10. Termasuk juga di sini adalah si biru safir, zamrud yang berwarna hijau, dan ruby yang berwarna merah manyala. Seperti intan, permata juga terjadi karena proses geologi di perut bumi. Manusia mengasah dan mengolahnya menjadi ragam perhiasan cantik yang kita kenal saat ini.
Sederhananya, berlian adalah hasil final dari pemolesan dan pengolahan bebatuan intan. Berlian tidak berwarna, bening dan memantulkan spektrum cahaya yang kompleks dan menghipnotis. Ada banyak alasan mengapa berlian berharga selangit. Alasan pertama, berlian termasuk sumber daya yang tidak banyak ditemukan, dan butuh waktu cukup lama untuk memprosesnya. Penambangannya pun tak bisa dilakukan sembarangan, dengan banyak mekanisme, peralatan, serta proses yang memakan risiko tinggi. Apa lagi, demandnya sangat tinggi.
Kedua, tak bisa dipungkiri bahwa kecantikan berlian memang memukau. Dispersi cahaya sekecil apapun membuat batu berlian berkilau bahkan di tempat paling gelap sekalipun. Bias pelangi yang ditimbulkannyalah yang membuat orang enggan berpaling.
Nah, sudah memahami beda antara ketiganya, bukan?
Batu mulia adalah koleksi yang berharga. Anda bisa memakainya untuk mempercantik diri, juga menyimpannya sebagai investasi untuk hari tua atau kebutuhan-kebutuhan mendesak. Tak heran, orang telah mengoleksi bebatuan mulia dan emas sejak zaman dahulu. Bahkan bisa dibilang, koleksi batu mulia adalah salah satu bentuk investasi yang paling awal dan masih bertahan hingga saat ini. Nah, jika Anda juga tertarik untuk membeli berlian dan batu mulia lainnya untuk investasi maupun perhiasan, kini ada Galeri24 yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan mudah dan aman.
Galeri24 adalah toko emas dan perhiasan yang juga merupakan anak perusahaan PT.Pegadaian. Galeri24 yang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia juga melayani pembelian secara online melalui situs resmi www.galeri24.co.id